Jakarta, CSR Indonesia – Setiap harinya, tubuh membutuhkan kalori untuk beraktifitas. Asupan kalori dapat berasal dari berbagai sumber makanan dan minuman, salah satunya dari berbagai jenis minuman ringan berpemanis, seperti halnya minuman teh dalam kemasan, isotonik, sari buah, hingga minuman berkarbonasi/bersoda.
Lalu muncul berbagai isu yang terkait antara konsumsi minuman ringan berpemanis ini dengan berbagai macam penyakit tidak menular, seperti diabetes, hipertensi, hingga gangguan ginjal. Melihat semakin terbukanya penyebaran informasi di masyarakat, Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM) merasa perlu untuk mulai menfasilitasi diskusi-diskusi berkaitan dengan informasi seputar produk minuman bersama para pakar di bidangnya, sebagai bagian dari upaya agar konsumen dapat lebih mengenal produk minuman mereka secara benar.
ASRIM yang secara khusus menghadirkan dua nara sumber: Dr. Elvina Karyadi, MSc, PhD, SpGK, Dokter Spesialis Gizi Klinik dan Dr. Ginova Nainggolan, SpPD KGH, Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Ginjal & Hipertensi untuk membahas isu seputar faktor keseimbangan asupan kalori dan hubungannya dengan resiko gangguan ginjal.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 yang mengambil sampel sebanyak 190.000 orang dewasa berusia 18-45 tahun mewakili berbagai daerah di Indonesia memperlihatkan lima jenis asupan yang menyumbangkan kalori terbesar dalam pola makan masyarakat Indonesia. Kontribusi terbesar adalah Nasi yang menyumbangkan hingga 44% dari total asupan kalori /hari/perorang. Sementara kontributor lainnya relatif kecil: minuman berpemanis tanpa susu (11%), kacangkacangan (10%), kelompok daging merah dan daging ayam (9%), serta kelompok ikan dan makanan laut (7%); kelima makanan ini mengkontribusi lebih dari 80% asupan kalori sehari-hari. (MAW|SEA)