CSRINDONESIA – Tim ARTLINC Seni Murni ISBI Bandung yang melaksanakan tugas kebudayaannya di Tokyo Jepang, dijamu di upacara minum teh tradisional Jepang setelah sempat menyesuaikan diri dengan lingkungan disana.
Upacara dilakukan di didalam komplek Yoyogi Olympic Center, berdekatan dengan mes tempat tinggal tim. Agus Cahyana Ketua Tim ARTLINC mengutarakan “Jamuan upacara minum teh tradisional Jepang penting bagi tim untuk menambah wawasan serta pengetahuan mengenal kebudayaan khas Jepang itu sendiri. Selain misi dari Tim ARTLINC mengenalkan Budaya Indonesia melalui Seni Rupa”.
Jepang memperlakukan teh sebagai identitas mereka, Spirit of Japan istilah yang cocok untuk menggambarkan bagaimana pentingnya teh dan kebudayaannya di Jepang.
Tim disambut oleh pengurus konservasi upacara, iwago-sensei (istilah Jepang yang berartiguru) dengan beberapa patah kata menerangkan tentang tempat konservasi yang dianggap amat suci sehingga sebelum masuk diminta untuk mencuci tangan menggunakan air yang diciduk menggunakan gayung tradisional.
Tempat upacara berupa rumah tradisional Jepang yang terbuat dari kayu dan kertas, sangat khas walaupun sudah ditambahi beberapa elemen modern seperti lampu dan penyejuk ruangan. Ada beberapa aturan yang perlu diikuti oleh para peserta upacara, seperti diharuskan memakai kaus kaki putih, menjaga ketenangan, serta beberapa lainnya yang dimaksudkan untuk menjaga kesucian tempat upacara tersebut.
Upacara dibagi atas 2 sesi. Sesi pertama Mizutani-sensei menyuguhkan kue khas musim panas, asagao. Kue manis yang terbuat dari tepung berisi kacang merah. Teksturnya lembut dengan rasa manis yang familiar dimulut.
Sajian kue kemudian diikuti oleh teh/ocha, hormat rikyu(mengepalkan jari tengah, telunjuk, dan jempol, seperti sedang memegang cangkir) diberikan oleh penyajinteh saat teh disajikan.
Sesi kedua, peserta diperbolehkan membuat teh/ochanya sendiri. Menggunakan pengocok teh yang dibuat dari rotan, peserta mengocok serbuk daun ocha yang sudah disiapkan didalam mangkuk ocha. Terasa perbedaan hasil dari buatan sendiri dengan buatan penyaji. Pengalaman dan pendalaman terhadap teh membedakan hasil dari teh yang dibuat.
Pentingnya teh bagi Jepang tercerminkan lewat upacara teh tradisional ini. Detail-detail kecil seperti hormat rikyu, memberi gambaran bagaimana orang Jepang sangat menghargai teh dan upacaranya sebagai aset budaya mereka. |OM/CSRI