Dua Dekade Agoda: Dari Hotel Boutique di Pattaya hingga 5 Juta Properti di Seluruh Dunia
CSRINDONESIA – Pattaya, Sebuah hotel kecil bertipe butik mencatatkan dirinya sebagai properti pertama yang terdaftar di sebuah platform daring baru bernama Agoda. Dua puluh tahun kemudian, angka itu melonjak jadi lebih dari 5 juta akomodasi, tersebar di seluruh penjuru dunia. Di balik angka-angka itu, terukir kisah ambisi, kemitraan, dan transformasi digital yang mendefinisikan ulang cara kita melihat dan merasakan perjalanan.
Kini, di tahun 2025, Agoda mengajak para mitra hotel untuk ikut serta dalam kampanye monumental bertajuk “20th Birthday Sale”, yang digelar mulai 7 hingga 21 Mei 2025. Lebih dari sekadar pesta diskon, ini adalah panggung besar yang ditawarkan Agoda kepada mitranya: visibilitas global, lonjakan okupansi, dan koneksi langsung dengan jutaan wisatawan berniat tinggi.
Harga Spesial, Eksposur Maksimal
Dalam periode promosi ulang tahun ini, Agoda menawarkan diskon hingga 60% dari tanggal 7–20 Mei, dan diskon eksklusif sampai 70% tepat di hari ulang tahunnya, 21 Mei. Peluang ini menjadi magnet bagi wisatawan dari seluruh dunia yang, menurut data Agoda, semakin bergairah untuk bepergian lintas negara—52% dari mereka akan melakukan perjalanan internasional tahun ini, dan 87% akan melakukan jumlah perjalanan yang sama atau lebih banyak dibanding tahun 2024.
Bagi pelaku industri perhotelan, angka-angka ini bukan sekadar statistik. Ini adalah detak nadi pasar yang harus direspon cepat dan tepat. Dan di sinilah Agoda memainkan perannya.
Dalam perjalanannya, Agoda bukan hanya bertumbuh bersama para pelancong, tetapi juga memodernisasi bisnis para mitra akomodasi. Melalui platform PartnerHub dan sistem seperti Agoda Intelligence, para pemilik properti mendapat akses ke alat digital canggih yang memudahkan pengelolaan bisnis. Hasilnya? Rata-rata properti yang memanfaatkan teknologi ini mendapatkan 30% lebih banyak pemesanan dibanding kompetitornya.
“Dengan 650 kamar yang harus diisi, kami membutuhkan mitra yang bisa memberikan hasil nyata—dan Agoda telah melakukan itu sejak awal kerja sama kami,” kata Daren Lee, Director of Revenue di Sunway Putra Hotel, Kuala Lumpur. Hotelnya mengalami pertumbuhan signifikan, dari hanya beberapa ribu malam terjual menjadi 16 kali lipat dalam satu dekade terakhir.
Bahkan ketika badai pandemi COVID-19 menerpa industri pariwisata global, Agoda tetap hadir sebagai jangkar stabilitas lewat kampanye berbasis data dan dukungan tim lokal.
Kemajuan Agoda tak lepas dari mesin digital raksasa yang bekerja tanpa henti di belakang layar. Platform ini menjalankan 1 triliun pemeriksaan harga setiap hari, menganalisis 2 miliar interaksi pengguna untuk menyempurnakan rekomendasi, dan mengolah 12 petabyte data per bulan untuk meramalkan tren perjalanan.
Inilah wajah baru industri perhotelan yang kian dituntun oleh presisi algoritma dan kecermatan strategi. Agoda tidak hanya menjual kamar, tetapi merancang pengalaman perjalanan yang terpersonalisasi dan relevan.
